Wahana untuk menjadikan Ngaliyan sebagai ‘kota baru’ memang sulit terwujud apalagi dengan data angka kemiskinan yang relatif tinggidi kecamatan ini yang mencapai 17% (Data statistik). Akan tetapi, hal yang demikian itu bukanlah yang tidak mungkin terwujud. “lima tahun atau sepuluh tahun ke depan atau suatu saat nanti Ngaliyan pasti menjelma menjadi perkotaan”.
Menyadari akan pentingnya wilayah ini terlebih lokasinya yang cukup strategis yang berada jalur pantura ditopang dengan kondisi geografisnya yang jauh dari banjir menjadikan segalanya menjadi ‘mungkin’. Apalagi persoalan ini adalah nyata di dunia.
Terlepas dari itu semua, rumor untuk menjadikan Ngaliyan sebagai wilayah perkotaan ‘baru’ memunculkan spekulasi yang berkembang. Terlebih rumor ini merebak setelah adanya berbagai bangunan pada sektor real yang terjadi di sepanjang sudut wilayah ini.
Berbagai upaya pun dilakukan untuk menunjang sepenuhnya perkembangan pada sektor ini. Dimulai dari pembenahan khusus tentang peraturan yang berlaku yang menjamin untuk mendatangkan para investor agar singgah tuk menanamkan modalnya. Faktor keamanan serta kenyamanan juga menjadi penting untuk mendukung keberadaan para investor.
Disamping itu, perlu perencanaan tata ruang yang dimulai sejak dini, kalau perlu mengadakan sejenis ‘sayembara’ untuk memperoleh hasil yang maksimal. Juga, upaya Pengentasan kemiskinan haruslah dijadikan sebagai tolok ukur sebagai rujukan utama dalam perkembangan wilayah ini.
Mengangkat rumor Ngaliyan sebagai wilayah yang berkembang menuju perkotaan itu sah saja. Asalkan sesuai prosedur yang berlaku serta melihat kondisi ngaliyan yang berkembang dari waktu ke waktu.
Maka dengan usaha yang keras dan menerima masukan dari berbagai pihak, sangatlah dimungkinkan jika suatu saat nanti Ngaliyan menjelma mejadi kawasan perkotaan. [redaksi]
Minggu, 19 April 2009
[Edisi 2] Menggagas Ngaliyan sebagai ‘kota’ baru
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar